budayaSunda, yakni sebagai sarana pembinaan dan pengembangan budaya Sunda. Di dalam SKKD Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda (Disdik Jabar, 2007:23-24) dijelaskan bahwa: "Fungsi pembelajaran bahasa Sunda diselaraskan dengan kedudukan bahasa Sunda sebagai bahasa daerah dan sastra Sunda sebagai sastra Nusantara.
Jumlahrarangken tengah tidak banyak seperti rarangken hareup. Rarangken tengah hanya ada tiga macam, yaitu -ar- atau -al-, -in-, dan -um-. Contoh penerapannya dalam kata adalah sebagai berikut. Rarangken tengah atau sisipan -ar- dan -al- berfungsi untuk membentuk kata jamak. Kata turunan yang ditambahkan infiks -ar- atau -al- bisa bermakna
PembahasanDalam bahasa Sunda, yang termasuk ke dalam pakeman basa adalah paribasa atau peribahasa, babasan atau ungkapan, cacandran, kila kila dan pamali. Di bawah ini adalah contoh kalimat denotatif dan konotatif dari kata kata hejo, ngeupeul, nincak, koneng, dan kembang dalam bahasa Sunda: Contoh Kalimat DenotatifMaknabersifat internal (dalam Wijaya, 2008: 10), merupakan unsur yang ada di dalam bahasa. Makna berbeda dengan maksud dan informasi. Karena maksud dan informasi bersifat luar bahasa. Maksud adalah elemen luar bahasa yang bersumber dari pembicara, sedangkan informasi adalah elemen luar bahasa yang bersumber dari tuturan. Konsep makna sebagai . 69 490 474 493 180 58 258 127