AnthonySalim merupakan bos dari Grup Salim dan menempati posisi orang kaya ketiga di Indonesia. Pemilik grup Indofood ini mempunyai bisnis minyak goreng melalui Indofood Agri Resources Ltd yang memproduksi brand minyak goreng Bimoli. Baca Juga: Dialog Dengan Pedagang Dan Cek Harga,

- Siapa sih yang tidak kenal dengan minyak goreng Bimoli? Bapak-ibu kita, jika ingin menggoreng, pasti akan dihadapkan dengan Bimoli. Tapi tahu tidak arti nama Bimoli? Itu adalah nama singkatan dan ada kepanjangannya. Kepanjangan dari nama singkatan Bimoli didapatkan dari kartu nama Bos Bimoli, Eka Tjipta Widjaja, yang beberapa waktu lalu, meninggal dunia. Pendiri Sinar Mas Group itu, dengan bangga menulis kepanjangan Bimoli, produk andalannya kepanjangan dari nama singkatan Bimoli adalah Bitung Manado Oil Ltd. Hal itu pertama kali disampaikan oleh Dewan Pakar Peranakan Tionghoa, Azmi Abubakar. Kartu nama Eka Tjipta/Azmi Abubakar Azmi mengaku, Bimoli yang membesarkan nama Eka Tjipta dan Sinar Mas. "Kartu ini menarik karena masih memakai nama Sinar Mas. Minyak goreng adalah bisnis awal yang membesarkan Eka Tjipta Widjaja." Sekadar diketahui, Bimoli yang punya kepanjangan nama itu, pertama kali dikenalkan di pasar Indonesia pada tahun 1968, sedangkan untuk varian Bimoli Spesial diperkenalkan pada tahun upaya pemasaran produk, kini Bimoli yang kepanjangannya Bitung Manado Oil itu, memiliki jaringan distribusi besar dari Sabang sampai Merauke. Kartu nama Eka Tjipta/Azmi Abubakar Karena sudah lama berkecimpung di industri minyak goreng, Bimoli pun melakukan berbagai inovasi mulai dari kualitas, varian, slogan, kemasan, dan strategi pemasarannya.

Apalagidengan semakin maraknya ritel-ritel asing di Indonesia yang punya kekuatan merek dan fulus yang “tak terbatas”. Oleh karenanya ritel di Indonesia perlu mewaspadai atau memahami berbagai tren yang akan terjadi pada dunia ritel di masa depan. Berikut adalah 10 hal yang bisa menentukan masa depan ritel. 1. Promosi harga sudah Minyak goreng Filma dan Bimoli merupakan dua merek minyak goreng yang cukup ternama dan sudah beredar lama di pasaran. Produsen kedua minyak goreng sawit tersebut juga tidak kalah terkenalnya. Filma merupakan produk sinarmas diproduksi oleh PT Smart Tbk, sedangkan Bimoli Spesial merupakan produk Indofood diproduksi oleh PT Salim Ivomas Pratama Tbk. Produsen minyak goreng berusaha menampilkan keunggulan produk minyak gorengnya masing-masing untuk menarik minat konsumen. Pada kemasan isi ulang minyak goreng Bimoli Spesial ukuran 2000 mL, tercantum bahwa “BIMOLI SPESIAL dibuat secara Pemurnian Multi Proses. Sehingga lebih jernih, cepat panas, serta tahan panas.” Tidak ada kalimat yang mengiklankan atau menonjolkan kandungan dari minyak goreng Bimoli Spesial. Berbeda dengan minyak goreng Bimoli Spesial, minyak goreng Filma justru lebih menonjolkan kandungan minyak gorengnya. Pada kemasan isi ulang minyak goreng Filma ukuran 2 L, tercantum “FILMA dengan kandungan tinggi Vitamin D dan Vitamin E”, “FILMA berwarna kuning keemasan dari Beta Karoten alami”, dan “FILMA merupakan hasil buah sawit pilihan yang diproses hingga menghasilkan minyak goreng berkualitas dan jernih”. Saya tertarik menulis artikel Bimoli versus Filma ini untuk membandingkan kedua merek minyak goreng tersebut karena minyak goreng Filma dan Bimoli Spesial berada di rentang harga yang sama, sama-sama memiliki sertifikat halal MUI, sama-sama memiliki izin BPOM, dan komposisi sama-sama berasal dari kelapa sawit. Terinspirasi juga oleh artikel blog ini yang sharing tentang pilihan minyak goreng. Dari komentar-komentar di blog tersebut, rata-rata menjawab mereka tidak punya pilihan merek minyak goreng favorit tertentu, biasanya tergantung mana yang lebih murah / sedang diskon. Lalu, bagaimana kalau harganya sama? Bagaimana cara menentukan pilihan minyak goreng mana yang lebih bagus? Berikut tabel perbedaan kandungan informasi nilai gizi minyak goreng Bimoli Spesial dan Filma. Semoga penjabaran spesifikasi di bawah ini bisa membantu menentukan mana minyak goreng yang tepat sesuai dengan kebutuhan gizi masing-masing. KeteranganInformasi nilai gizi minyak goreng Bimoli Spesial penulis ambil dari keterangan pada kemasan Bimoli Spesial kemasan isi ulang 2000 mL yang dibeli pada akhir tahun 2016. Informasi nilai gizi minyak goreng Filma penulis ambil dari keterangan pada kemasan pouch Filma 2L yang dibeli pada bulan April 2017. Produsen dapat mengubah kandungan minyak goreng sewaktu-waktu. Penulis tidak dapat bertanggung jawab atas perubahan informasi dan tidak dapat memastikan kemutakhiran informasi. DiHypermart Bengkulu, untuk kemasan premium ukuran 2 liter berkisar di harga Rp 38.900.. Asisten Manager Hypermart Bengkulu, Said Ibrahim menyampaikan untuk harga minyak ini, masih naik turun.Namun selisihnya tidak signifikan. "Hari ini ada minyak goreng mereka Bimoli, SunCo, Filma, Sania, Fortune, Tropical. Ukuran 1 liter, 2 liter, dan 5 liter," kata Said, Price History Recent Price ribu Bimoli Spesial 2 Liter Pros & Cons add_circle Terbuat dari biji kelapa sawit pilihan add_circle Tahap Pemurnian Multi Proses add_circle Mengandung beta karoten dan omega 9 Summary BIMOLI Klasik Pouch 2 ltr merupakan minyak goreng yang terbuat dari biji kelapa sawit pilihan yang proses produksinya disempurnakan dengan tahap Pemurnian Multi Proses PMP. Dapat menghasilkan minyak goreng berkualitas dengan warna keemasan karena berasal dari Beta Karoten alami dan mengandung Omega-9. Lebih bersih, memanas lebih cepat, dan tahan panas. Menambah cita rasa dan aroma sedap untuk setiap masakan. Diproses secara khusus melalui sistem PMP dengan total enam proses tahapan, yang berfungsi untuk menjaga manfaat atas kandungan minyak goreng. Agar menghasilkan hasil akhir terbaik, untuk digunakan ketika memasak sehingga dapat membuat masakan lebih nikmat dan juga bagus untuk kesehatan. Price History Recent Price ribu Articles Harga 1 Karton Bimoli Spesial Refill ( isi-12 Kemasan 1 Liter ) Rp. 102.000 👉Harga Minyak Goreng Curah Biasa 1 Kg Rp. 7.000. Minyak SANIA 👉Harga 1 Karton Sania Minyak Goreng ( isi-12 Kemasan 1 Liter pouch )Rp. 85.800 Konfirmasi dengan ringkasan pesanan akan dikirimkan melalui WhatsApp sesaat setelah anda selesai melakukan - Kaum wanita, khususnya ibu-ibu rumah tangga, kemungkinan besar tahu atau bahkan hafal dengan merek minyak goreng satu ini, Bimoli. Sebagai produk minyak goreng kemasan, Bimoli memang telah eksis sejak lama dan telah digunakan banyak orang karena kepopulerannya. Sebagai minyak goreng kemasan, Bimoli dikemas dalam botol atau kemasan plastik, serta praktis digunakan. Sejak munculnya Bimoli, banyak ibu rumah tangga yang beralih dari minyak curah ke minyak goreng kemasan. Bagaimana asal usul Bimoli, dan siapakah orang yang melahirkan minyak goreng kemasan tersebut? Membicarakan Bimoli, artinya kita harus membicarakan Eka Tjipta Wijaya, orang yang telah melahirkan Bimoli di Indonesia. Saat usianya sekitar sembilan tahun, Eka Tjipta Wijaya yang waktu itu bernama Oei Ek Tjong dibawa orangtuanya menyeberangi lautan dari tanah kelahirannya, Quangzhou, yang berada di selatan Fujian, Tiongkok. Keluarga itu awalnya mengadu untung di Makassar. “Ayahnya membuka toko kelontong dan Eka yang masih remaja membantu bekerja, dengan menjual aneka barang kebutuhan dari pintu ke pintu,” tulis Richard Borsuk dan Nancy Chng dalam Liem Sioe Liong's Salim Group The Business Pillar of Suharto's 2014. Pada 1938, Eka sudah berusia 15 tahun. Tahun itu Eka memulai bisnisnya, menjual biskuit. “Setelah usahanya berhasil, ia berhubungan dengan importir Belanda. Selain itu, Eka Tjipta mulai berdagang minyak goreng dan menjadi kontraktor untuk kuburan orang kaya,” catat mingguan berita ekonomi Warta Ekonomi Volume 5 tahun 1993. Namun, kedatangan Jepang di Makassar menjadi nasib apes bagi Eka. Bisnis yang dibangunnya dirampas militer Jepang. Di zaman pendudukan, dia berdagang barang kelontong dan memelihara babi. Setelah Jepang kalah, babi-babi itu dijualnya. Ia kemudian mendirikan sebuah pabrik roti, sirup, limun dan biskuit. “Tahun 1950 ia mulai berdagang kopra sampai Pulau Selayar. Tahun 1957 dia pindah ke Surabaya,” tulis Sam Setyautama dalam Tokoh-Tokoh Etnis Tionghoa di Indonesia. Dia pernah menjadi pemasok kebutuhan TNI di Indonesia Timur pada dekade 1950-an. Namun, antara 1950 hingga 1957, Indonesia menerapkan Program Benteng pengusaha Melayu banyak diberi kemudahan, tapi tidak bagi keturunan Tionghoa macam Eka. Jadi, Eka harus bekerja lebih keras. Setelah berjibaku di Surabaya, Eka pindah ke Jakarta pada 1966. Menurut buku Sudwikatmono Sebuah Perjalanan di Antara Sahabat 1997, laki-laki yang kemudian memilih nama Eka Tjipta Widjaja ini mendirikan CV Sinar Mas di Pasar Pagi, Jakarta. Usaha awal CV Sinar Mas pada 1960-an adalah ekspor barang dan impor tekstil. Eka lalu mengembangkan bisnisnya. Di daerah yang minyak kelapa kopra menjadi komoditas penting, dia mulai berbisnis minyak goreng. “Di tahun 1968 dia membangun pengilangan minyak kelapa CV Bitung Manado Oil,” tulis Richard Borsuk dan Nancy Chng. Sekitar satu-dua tahun setelah pabrik minyak kelapa itu didirikan, produk minyak gorengnya pun masuk pasar. Merek minyak itu adalah Bimoli. Merek ini sempat menguasai 60 persen pasaran minyak goreng. Ia bahkan menjadi produk minyak goreng yang mereknya diingat orang. Setidaknya di zaman Orde Baru. Berkat Bimoli, Eka Tjipta pernah dijuluki Raja Minyak Goreng Indonesia, dan tentu saja semakin kaya raya. Di tahun 1983, menurut Richard Borsuk dan Nancy Chng, Eka beraliansi dengan Liem Sioe Liong, yang makin berjaya setelah Soeharto jadi Presiden Indonesia. Perusahaan patungan mereka adalah PT Sinar Mas Inti Perkasa. Mereka memperkuat Bimoli bersama. Sementara Bimoli berjaya, usaha Eka pun bertambah. Setidaknya Eka Tjipta dikenal sebagai pemilik pabrik kertas Tjiwi Kimia, pabrik margarin PT Smart, Bank Internasional Indonesia BII, perkebunan, hotel, juga peternakan babi yang diekspor ke Singapura. Menurut catatan Joe Studwell dalam Asian Godfathers Menguak Tabir Perselingkuhan Pengusaha dan Penguasa 2009, Eka sudah memasukkan dua perusahaan kertasnya ke Bursa Efek Jakarta pada 1990. Bisnisnya ada di bidang real estate, perkebunan, hotel, investasi jasa keuangan. Sinar Mas miliknya menguasai perusahaan makanan terbesar di Singapura, Asia Food & Properties. Namun, kongsi antara Liem dengan Eka hanya bertahan hingga 1990. Menurut Richard Borsuk dan Nancy Chng, ketika Eka cabut, Bimoli masih dalam genggaman Liem. Begitu juga Simas Margarine. Keduanya lepas dari Eka yang merintisnya. Setelah Eka melepas Bimoli, muncul saingannya, bernama Filma—yang dirilis Sinar Mas Agro milik Eka. “Filma menyerang Bimoli dengan jargon iklan 'Lebih sehat', maka Bimoli menyerang balik dengan mengeluarkan Bimoli Spesial,” tulis Syamsul Ma'arif dan Hendri Tanjung dalam buku Manajemen Operasi. Pakar pemasaran Hermawan Kertajaya mencatat kedua produk itu tak ada bedanya, meski masing-masing mendaku sebagai produk yang lebih baik di iklan teve. “Ketika Sinar Mas meluncurkan Filma dengan slogan Gunakan Akal Sehat, banyak yang mempercayai klaim itu. Padahal, itu hanya permainan botol yang memang dibuat lebih jernih, sehingga Filma bisa terlihat lebih jelas. Kalau diuji di laboratorium, Filma dan Bimoli ketika itu nyaris tiada berbeda,” tulisnya dalam Hermawan Kertajaya on Targeting 2007. Sinar Mas tak hanya merilis Filma, tapi juga Kunci Mas. Meski dianggap dominan di pasaran, Bimoli bukanlah merek minyak goreng kemasan pertama di Indonesia. Di Surabaya, ada minyak goreng dari kelapa dengan merek Ikan Dorang, dan di Jakarta ada minyak goreng dari kelapa, yakni Barco. Keduanya mengklaim sudah ada sejak 1950an. Kala itu, minyak curah lebih banyak dipakai menggoreng ketimbang minyak yang dikemas dan bermerek. Pada dekade 1950an, menurut Andi Nur Alam Syah dalam Virgin Coconut Oil Minyak Penakluk Aneka Penyakit 2005, berkembang persaingan sengit antara minyak kelapa dengan minyak-minyak nabati lainnya. Terutama dengan kelapa sawit. Bimoli sendiri sudah menjadi produsen minyak sawit. Minyak kopra yang jadi primadona pada era pergolakan 1950-an lama kelamaan kalah. Menurut catatan Jessy Wenas dalam Sejarah dan Kebudayaan Minahasa 2007, pada 2003 pabrik minyak Bimoli mengurangi pembelian kopra di Sulawesi Utara sampai 50 persen. Baca juga Hygeia, Air Minum Kemasan Pertama di Indonesia
Andabisa membuat daftar perusahaan Distributor Minyak Goreng Semarang yang bisa Anda hubungi terlebih dahulu dan mengetahui perbandingan harganya. MINYAK BIMOLI. 1. Bimoli Minyak Goreng Botol 1 Liter Rp. 9.900 Jerigen 2 Liter (minyak goreng) Rp. 20.000. 4. Bimoli Special Refill 2 Liter (minyak goreng) Rp. 17.500. 5. Bimoli Spesial
Minyak goreng Filma dan Bimoli merupakan dua merek minyak goreng yang cukup ternama dan sudah beredar lama di pasaran. Produsen kedua minyak goreng sawit tersebut juga tidak kalah terkenalnya. Filma merupakan produk sinarmas diproduksi oleh PT Smart Tbk, sedangkan Bimoli Spesial merupakan produk Indofood diproduksi oleh PT Salim Ivomas Pratama Tbk.Produsen minyak goreng berusaha menampilkan keunggulan produk minyak gorengnya masing-masing untuk menarik minat kemasan isi ulang minyak goreng Bimoli Spesial ukuran 2000 mL, tercantum bahwa "BIMOLI SPESIAL dibuat secara Pemurnian Multi Proses. Sehingga lebih jernih, cepat panas, serta tahan panas." Tidak ada kalimat yang mengiklankan atau menonjolkan kandungan dari minyak goreng Bimoli dengan minyak goreng Bimoli Spesial, minyak goreng Filma justru lebih menonjolkan kandungan minyak gorengnya. Pada kemasan isi ulang minyak goreng Filma ukuran 2 L, tercantum "FILMA dengan kandungan tinggi Vitamin D dan Vitamin E", "FILMA berwarna kuning keemasan dari Beta Karoten alami", dan "FILMA merupakan hasil buah sawit pilihan yang diproses hingga menghasilkan minyak goreng berkualitas dan jernih".Saya tertarik menulis artikel Bimoli versus Filma ini untuk membandingkan kedua merek minyak goreng tersebut karena minyak goreng Filma dan Bimoli Spesial berada di rentang harga yang sama, sama-sama memiliki sertifikat halal MUI, sama-sama memiliki izin BPOM, dan komposisi sama-sama berasal dari kelapa sawit. Terinspirasi juga oleh artikel blog ini yang sharing tentang pilihan minyak goreng. Dari komentar-komentar di blog tersebut, rata-rata menjawab mereka tidak punya pilihan merek minyak goreng favorit tertentu, biasanya tergantung mana yang lebih murah / sedang diskon. Lalu, bagaimana kalau harganya sama? Bagaimana cara menentukan pilihan minyak goreng mana yang lebih bagus?Informasi Nilai Gizi Minyak Goreng Bimoli Spesial dan FilmaBerikut tabel perbedaan kandungan informasi nilai gizi minyak goreng Bimoli Spesial dan Filma. Semoga penjabaran spesifikasi di bawah ini bisa membantu menentukan mana minyak goreng yang tepat sesuai dengan kebutuhan gizi masing-masing.[tabel lebih optimal dilihat di komputer atau di handphone dan tablet yang mendukung geser horizontal]Bimoli SpesialFilmaIsi Bersih2 L2 LTakaran Saji10 g 1 sendok makan9 mlJumlah Sajian per Kemasan± 181± 222Energi Total90 kkal70 kkalEnergi dari Lemak90 kkal70 kkalLemak Total10 g 16% AKG8 g 13% AKGLemak Jenuh4 g 23% AKG g 20% AKGLemak tidak jenuh gtidak ada infoLemak tidak jenuh ganda1 gtidak ada infoLemak Trans0 g0 gKolesterol0 mg0 mg 0% AKGProtein0 g 0% AKG0 g 0% AKGKarbohidrat Total0 g 0% AKG0 g 0% AKGNatrium0 mg 0% AKG0 mg 0% AKGVitamin Dtidak ada info0,62 mcg 6% AKGVitamin E10%0,34 mg 2% AKGOmega gOmega 6tidak ada info1,0 gKeterangan Informasi nilai gizi minyak goreng Bimoli Spesial penulis ambil dari keterangan pada kemasan Bimoli Spesial kemasan isi ulang 2000 mL yang dibeli pada akhir tahun 2016. Informasi nilai gizi minyak goreng Filma penulis ambil dari keterangan pada kemasan pouch Filma 2L yang dibeli pada bulan April 2017. Produsen dapat mengubah kandungan minyak goreng sewaktu-waktu. Penulis tidak dapat bertanggung jawab atas perubahan informasi dan tidak dapat memastikan kemutakhiran informasi. First published by on 14 April 2017. Last Modified on 1 March 2023. . 329 220 300 380 269 201 281 35

perbedaan bimoli spesial dan bimoli biasa